Senin, 14 Januari 2008

Semut dan Lalat


Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong
sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah
keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor
lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju
sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosan
dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar,"
katanya.

Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju
pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup
rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-
kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia
bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan
menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba
keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari
atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan
terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak
kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai
lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan
beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika
menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni
dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan
semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu
menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang
lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?"

"Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti
ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah
berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak
juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga
akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita."

Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan
bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah
berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu
menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan
telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-
cara yang sama."

Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya
melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih
serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara
yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan
seperti lalat ini."

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya
melakukannya dengan cara yang berbeda."

Anonymous

Tidak ada komentar: